0

NILAI AKHLAK


 

  1. Standar Nilai Akhlak
  2. Hati Nurani

Istilah hati nurani, atau kata hati, atau disebut juga suara hati. Suara hati adalah kekuatan hati yang cenderung pada kebaikan. Disamping suara hati yang cenderung pada kebaikan, ada juga bisikan suara hati yang cenderung pada keburukan, yaitu dalam suara was-was. Jadi dalam diri manusia itu ada dua kecenderungan, yaitu kecenderungan baik dan kecenderungan buruk. Apabila suara buruknya ditekan, suara was-wasnya menjerit, itu artinya keinginan buruknya terhambat dan keinginan baiknya terpenuhi, dan sebaliknya bila keinginan baiknya ditekan, suara hatinya menjerit, itu artinya keinginan baiknya terhambat dan keinginan buruknya terpenuhi.

    Suara hati ini bisa bertumbuh dengan baik bila disirami dengan didikan yang baik dan sebaliknya bisa mati jika diracuni dengan didikan yang buruk. Suara hati ini beberapa tingkatan, yaitu:

  1. Melakukan kewajiban karena merasa takut kepada manusia.
  2. Melakukan kewajiban karena merasa ada undang-undang, mau sendirian ataupun dihadapan orang banyak.
  3. Melakukan kewajiban karena merasa seharusnya mengikuti apa yang dipandang benar oleh dirinya, meskipun hal itu berbeda dengan pendapat orang, atau mungkinj juga menyalahi dengan aturan yang terkenal diantara mereka. Tingkatan ini merupakan suara hati tingkat tinggi. Ia memerintahkan dirinya untuk mengikuti apa yang menjadi pendapatnya, mengikuti apa yang diyakininya, walaupun karenanya segala resiko harus dihadapi.

Paham Intuitionis, memandang bahwa setiap manusia itu memiliki kekuatan intuisi yang dapat membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan yang buruk. Suatu perbuatan itu dipandang baik atau buruk bukan dari sisi tujuan seperti halnya kaum hedonis, tetapi karena intuisi kita menunjukan demikian.

Intuisi itu merupakan kekuatan rasa yang memberitahu pada hal-hal yang bersifat umum, bahwa yang benar itu baik dan yang dusta itu buruk. Aturan akhlak itu bukan sekedar mempersoalkan antara kelezatan dan kepedihan belaka, tetapi lebih dari itu. Kekuatan suara hati membisikan manusia akan pentingnya kebaikan dan kewajiban

  1. Konsesus Masyarakat

Dalam setiap kondisi, manusia itu terpengaruh oleh tradisi golongan tertentu karena ia hidup di dalam lingkungan mereka. Ia melihat, mendengar bahwa mereka melakukan suatu perbuatan dan menjauhi perbuatan lainnya, sehingga ia mengikuti kebanyakan perbuatan yang mereka lakukan.

Paham tradisionalis, memandang bahwa yang menjadi ukuran kebaikan itu adalah tradisi, yaitu adat kebiasaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat dan sudah ada sejak lama, dianggap sebagai suatu kebenaran dan dilanjutkan secara turun temurun.

Sedangkan menurut pahan Hedonis berpandangan bahwa ukuran kebaikan itu adalah bahagia. Perbuatan yang mengandung kelezatan itulah yang baik yang harus dicari secara maksimal. Paham ini ada dua, yaitu:

  1. Egoistik hedonis, mereka mencari kelezatan sebesar-besarnya untuk dirinya
  2. Universalistik hedonis, memandang bahwa kebaikan itu terdapat pada kebahagian sesama manusia.


 


 

  1. Petunjuk Tuhan

Perbuatan yang baik itu adalah perbuatan yang sesuai dengan petunjuk dari Tuhan, dan perbuatan yang tidak baik adalah perbuatan yang menyalahi petunjuk-Nya itu. Penentuan baik dan buruk dalam kontek ini adalah tingkat kesesuaian dengan petunjuk dalam alquran dan alsunah. Sesuatu yang baik menurut ajaran islam koprehensif mengenai akhlak terpuji, meliputi kebaikan yang bermamfaat bagi fisik, psikis, dan rohani serta kesejahteraan dunia dan kebahagiaan di akhirat.


 

  1. Rentang Nilai Akhlak

Nilai akhlak merentang dari perbuatan yang sangat terpuji hingga perbuatan yang sangat tercela. Perbuatan seperti ini disebut juga dengan perbuatan etis. Perbutan etis itu kebalikannya adalah perbuatan alami yang terjadi alamiah.

Perbuatan manusia itu; ada yang alami dan ada yang ikhtiari. Perbuatan ikhtiari itu ada yang berharga yaitu bersifat material dan ada yang bernilai yaitu bersifat non material. Perbuatan yang bernilai itu disebut juga dengan perbuatan terpuji atau akhlak terpuji.

Akhlak terpuji adalah sifat-sifat terrpuji yang memikirkan serangkaian perbuatan-perbuatan moderat (utama), yang berada di tengah antara kedua ujung ekstrimnya. Perbuatan moderat itu memuat tiga hal yaitu,

  1. Kekuatan merancang daya beda, menentukan tujuan dan cara yang benar, ini berada di dua ujung ekstrim, yaitu tujuan sangat bagus tapi mengabaikan cara dan caranya sangat bagus tapi tujuanya jahat
  2. Kekuatan keberanian, melangkah dengan mental kuat, ini berada di dua ujung ekstrim, yaitu membabi buta dan pengecut, dan
  3. Kekuatan mempertahankan diri, ini berada di dua ujung ekstrim, yaitu membiarkan diri mendzolimi dan membiarkan diri di dzolimi.

Dalam kontek ini berbuat baik itu terhimpun dalam kata ihsan, hasanah, dan lawannya sayiah.

  1. Kasih sayang
  2. Adil, berarti proposional, memperlakukan sesutau dangan memihak kepada keseimbangan, menetapkan hukum secara hak, tidak memihak yang satu tapi merugikan yang lain. Adil ini berada pada dua ekstrim kedzoliman.
  3. Hemat, berarti menggunakan sesuatu secara proporsional dan tidak berlebih-lebihan.
  4. Istiqomah, berarti melakukan sesuatu secara konsisten, setia, tidak mudah kegiatan yang sudah di rancang sebelumnya.
  5. Memaafkan
  6. Membalas budi
  7. Perbuatan baik lainya.

Rentang akhlak yang kedua adalah akhlak tercela, yaitu sifat-sifat tercela yang memunculkan serangkaian perbuatan-pewrbuatan tercela secara konsisten. Perbutan tercela itu adalah perbuatan yang memihak pada salah satu titik ekstrim. Contoh akhlak-akhlak tercela :

  1. Zalim, berarti aniaya, menghijab hak, kebenaran, dan kedilan.
  2. Sombong, berarti menunjukan kebanggaan, kehebatan, keunggulan diri sendiri, agar orang lain menyangjunnya.
  3. Dengki, merasa susah di saat orang lain senang dan merasa senang di saat orang lain susah.

Posting Komentar

Terimakasih atas komentarnya^_^

 
Top