Karakteristik Belajar Siswa
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karakteristik perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan,l antara lain menurut Surya (1982), disebutr juga sebagai prinsip-prinsip belajar. Di antara cirri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah 1. Perubahan itu intensional 2. Perubahan itu positif dan aktif, dan 3. Perubahan itu efektif dan fungsional.
a. Perubahan Intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa siswa-siwi menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya.;, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan, dan seterusnya. Akian tetapi perubahan yang bersifat buruk seperti mabuk, gila, dan lainnya, tidak termasuk dalam karakteristik belajar, karena secara fitrah individu yang bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki keberadaannya.
b. Perubahan Positif-Aktif
Perubahan yang tejadi karena proses belajar bersifatr positif dan aktif. Positif artinya baik, bermartabat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik dari pada sebelumnya. Adapun perubahan yang terjadi dengan sendirinya seeperti karena proses kematangan (msisalnya, bayi yang bias merangkak setelah bias duduk), karena usaha anak itu sendiri.
c. Perubahan Efektif-Fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut membawa makna dan manfaat tertentu bagi siswa dan siswi. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relative menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan memberi manfaat yang luas misalnya ketika siswa-siswi menempuh ujian dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Selain itu , perubahan efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan positif lainya. Sebagai contoh, jika seorang siswa/ siswi belajar menulis, maka disamping ia akan mampu merangkaikan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, ia juga akan memperoleh kecakapan lainya seperti membuat catatan, mengarang surat, dan bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.
Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain karakteristik belajar dan motivasi belajar. Karakteristik belajar yaitu kebiasaan belajar yang baik dan motivasi belajar yaitu keseluruhan kekuatan dan daya penggerak/pendorong agar tujuan belajar tercapai optimal.
Seorang guru dituntut memiliki minimal dua kompetensi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kompetensi tersebut adalah kompetensi yang bersifat administrasi dan non administrasi. Kompetensi yang bersifat administrasi digunakan untuk kontrol dalam proses pembelajaran, membantu guru pengganti dan menambah nilai angka kredit. Sedangkan kompetensi yang bersifat non administrasi sebenarnya yang lebih penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran dan lebih dominan. Di antaranya adalah keterampilan mengetahui karakteristik belajar siswa. Memang dalam sistem pembelajaran ada program remidial dan pengayaan untuk perbaikan dan peningkatan prestasi siswa. Namun program tersebut tidak akan berjalan lancar bila hanya semata-mata menjalankan program saja tanpa melihat keheterogenan siswa.
Terkadang guru sering salah paham dengan siswa berkenaan dengan gaya belajar mereka. Seorang guru terkadang marah bila ada seorang siswa yang kurang memperhatikan pelajaran yang sedang disampaikan. Atau guru dengan mudahnya memvonis seseorang siswa itu pandai atau œbodoh. Atau siswa itu rajin atau œmalas dalam belajarnya. Barangkali itu terjadi karena ketidaktahuan guru dengan keheterogenan dari karakteristik belajar siswa. Barangkali kita kenal dengan Albert Einstein, ia dicap oleh gurunya sebagai siswa yang idiot ternyata bersamaan waktu berjalan beliau tercatat dalam sejarah sebagai seorangan fisikawan terbesar abad 20 .Dalam buku Quantum Learning atau Quantum Teaching (diterjemahkan oleh Penerbit Kaifa Bandung) dijelaskan tentang karakteristik belajar seseorang atau gaya belajar seseorang. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa siswa memiliki tiga tipe belajar atau kombinasi dari ketiganya yaitu tipe visual, tipe auditorial dan kinestetik. Ketiga tipe ini memiliki ciri khas dan penanganan khusus pula.
Gaya belajar tipe visual adalah gaya belajar yang dominan mengandalkan visual. Ia memiliki ciri seperti :
Berbicara dengan cepat
Pengeja yang baik
Teliti terhadap yang detail
Pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca ketimbang dibacakan
Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
Pelupa dalam menyampaikan pesan verbal
Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat
Senang terhadap seni daripada musik
Sukar atau tidak pandai memilih kata-kata ketika berbicara
Senang memperhatikan melalui demonstrasi daripada ceramah.
Pembawaannya rapi dan teratur.
Suka mengantuk bila mendengarkan penjelasan yang panjang lebar
Penanganan belajarnya adalah dengan dibantu kombinasi peraga visual, gambar atau simbol-simbol. Gaya belajar tipe auditorial adalah gaya belajar yang dominan mengandalkan auditorial atau pendengaran. Ia memiliki ciri seperti :
Berbicara dengan diri sendiri (Jw : gremengan) saat bekerja atau belajar
Menggerakkan bibir mereka ketika membaca dan mendengarkan.
Pandai dalam menyampaikan pesan verbal
Dapat mengulangi dan meniru nada, birama atau warna suara tertentu ketika bercerita.
Memiliki kesulitan ketika menulis tapi pandai bercerita dan fasih ketika berbicara
Senang berdiskusi, berbicara dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
Lebih senang musik dari pada seni yang melibatkan visual
Penanganan belajarnya adalah sering diajak diskusi atau menyampaikan sesuatu atau pendapatnya mengenai pelajaran.
Gaya belajar tipe kinestetik adalah gaya belajar yang dominan praktek atau eksperimen atau yang dapat diujicoba sendiri. Ia memiliki ciri seperti :
Berbicaranya dengan perlahan dan cermat
Ketika berbicara dengan seseorang biasanya ia menyentuh atau memegang orang yang diajak berbicara atau tangannya sibuk dengan memainkan sesuatu umpama pena.
Berorientasi pada fisik dan banyak gerak
Mengahafal sambil berjalan dan melihat
Belajar melalui manipulasi atau praktik
Senang berkreasi
Banyak menggunakan isyarat tubuh
Tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama
Kemungkinan besar tulisannya jelek
Tertantang dengan suatu aktivitas yang menyibukkan dan selalu ingin mencoba atau bereksperimen sendiri.
Senang dengan aktivitas fisik, olahraga atau kerja praktik
Penanganan belajarnya sering dibantu dengan melibatkan mereka dalam belajar secara langsung atau praktik. Khusus untuk tipe ini biasanya prestasi mereka di bawah rerata dan kompensasinya biasanya mereka agak sedikit sebagai œpembuat keributanâ tetapi mereka menonjol di bidang seni/art, olahraga atau ketrampilan.
Dengan mengetahui karakteristik belajar siswa ini guru akan dapat memberikan bekal kepada siswanya untuk dapat menghadapi perubahan cara atau pola belajar di tiap jenjang pendidikan. Siswa tidak akan mengalami shock study terhadap perubahan pola pembelajaran tersebut. Dan yang jelas dapat menangani keheterogenan cara belajar siswa.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat
penting yaitu kebiasaan-kebiasan belajar yang baik atau karakteristik belajar yang
baik
Terima kasih atan artikel yang diberikan, karena dapat menambah wawasan saya di bidang pendidikan!!!
BalasHapusPontiank 17 05-2010
ttd
Tahmid Sabri
Hp.0582202133
www.amezcua.com/?id=HZ220419
danke fuer deine Informationen
BalasHapus