2
Sebelum berbagi mengenai topik sesuai judul di atas, Saya ingin meluapkan kejemuan mengenai banjir yang belum saja mendapatkan solusi yang tepat dan cepat. Dan tulisan ini muncul karena semalem saya korban banjir juga ketika mengendarai motor melewati jalur Mohammad Toha :D. Jalur dimana berjejer pabrik-pabrik produsen polusi, pencipta kerusakan lingkungan dan anti-sosial. Sehingga, pura-pura tidak melihat ketika musim hujan selalu terjadi banjir di depan pabrik mereka. Pura-pura tidak melihat ketika banyak motor yang mati mesin dan harus mengeluarkan isi dompernya karena terpaksa melewati banjir. 

Banjir di kabupaten Bandung sudah menjadi hal yang tidak lumrah lagi. Sudah bosan dan membuat resah mendengarnya. Berhubung daerah yang mengalami banjir setiap kali hujan yang berselang lama ini menjadi jalur hilir-mudik perbatasan kota dan kabupaten - daerah Dayeuh Kolot, Mohammad Toha, Bojong Soang, dan Rancaekek. Bahkan jalur Rancaekek ini tidak hanya mengisolasi jalur kabupaten-kota bandung, tapi juga garut dan dan wilayah selatan yang ingin ke Bandung. 

Banjir di kabupaten Bandung sudah saatnya diperhatikan serius dan menjadi program prioritas pembangunan. Dari aspek kewilayahan, banjir ini bukan hanya berdampak pada daerah yang tertimpa banjir saja, akan tetapi seluruh wilayah di kabupaten Bandung yang khususnya berada di selatan yang selalu melalui jalur tersebut. Banjir juga tidak hanya berimplikasi terhadap satu aspek saja, tapi berdampak kepada multi-aspek. Aspek kesehatan, ekonomi, sosial, psikis, politik dan aspek lainnya. Silahkan pelajari, karena tidak akan dibahas, soalnya terlalu panjang =D

Oke, kita kembali ke laptop :D. Ketika kita mengendarai motor dan melewati jalur yang terkena banjir. Amannya sih cari jalan alternatif yang tidak banjir. Tapi biasanya males kan, termasuk saya =D. Dan terkadang gak ada alternatif jalulr lain dan terpaksa melewati jalan yang terkena banjir itu. Nah, saya cerita lagi. Tapi, cerita ini berhubungan dengan judul ya :D. Waktu musim hujan sebelumnya lewat daerah Bojongsoang waktu itu jam 21.00 WIB, pas parah-parahnya banjir ketika itu. Karena biasa melewati banjir dan motor saya aman-aman saja ( waktu itu Honda Beat), saya memberanikan diri untuk melewati jalur banjir pas dekat jembatan Citarum dimana melewati dua jembatan, yakni jembatan Citarum lama dan baru. Ketika sudah di tengah-tengah banjir, sebagaimana kata orang, supaya tidak mati motornya, tancap gas dan tarik rem dilakukan secara proporsional. tidak lama kemudian, trik itu tidak berlaku dan motor beat saya mati :(. Setelah mati, saya melanjutkan perjalanan dengan mendorongnya melewati banjir. Begitu juga pas lewat banjir yang kedua (jembatan lama) saya dorong juga karena masih mati. Untungnya, tidak jauh dari jembatan dan melewati banjir ada bengkel motor yang ternyata dipenuhi orang-orang yang senasib sama saya. Ckckck. Beres dari bengkel dan pulang sampai jam 12.00, sangat menyengsarakan. Disitulah motor saya ini mulai suka sakit-sakitan sering dirawat dan akhirnya dijual dan beli lagi motor baru :D

Nah, setelah kejadian tersebut , supaya menjadi pembelajaran, saya mencari informasi dari internet dan orang-orang bagaimana supaya aman melewati banjir. Perhatikan tips berikut ini.
  1. Cari jalur alternatif yang aman
  2. Jika tidak ada, dan terpaksa melewati genangan banjir, berhenti dulu dan perhatikan kedalaman airnya. Lihat motor atau mobil yang melewatinya, apabila tidak terlalu dalam (tidak merendam mesin motor, terutama karburator), tancap gas dan tarik rem dilakukan secara proporsional. Tujuannya adalah supaya air tidak masuk ke dalam mesin motor.
  3. Jika setelah diperhatikan, kedalaman air dalam (merendam mesin). Maka, Anda harus melewati banjir tersebut dengan keadaan mesin motor yang mati. Setelah mematikan mesin, tutup knalpot dengan benda yang kiranya air banjur tidak akan masuk seperti plastik dan karet. Setelah itu dorong sampai melewati banjir. Diusahakan ketika mendorong jangan terlalu lambat apalagi berhenti, supaya air mungkin masuk tidak terlalu banyak. Setelah melewati banjir, lepas penutup knalpot dan nyalakan motor dengan diselah (kick starting). Kalau ada air yang masuk nanti akan keluar.
  4. Ketika dalam kondisi poin 2, ternyata kondisi air sangat dalam dan menyebabkan mesin motor mati. Maka, kita jangan diam. Kita harus mendorong motor dengan cepat dan cari tempat yang tidak terkena banjir. Biasanya di pinggir jalan. Ingat, harus cepat supaya air yang masuk tidak terlalu banyak. Setelah itu, nyalakan motor sesuai poin 3 supaya air keluar. Kalau ternyata, kita masih harus menempuh jalur banjir, lakukan sesuai poin 3.
  5. Jika setelah dinyalakan masih tidak nyala. Silahkan ke bengkel terdekat. (Semua orang juga tahu ya  :D )
  6. Jika tidak ingin melewati tempat banjir, silahkan pindah domisili   :D
Sekian, semoga bermanfaat. Kalau ada tips lain kasih komentar di bawah ya!
Jangan lupa follow  ;)
Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

Posting Komentar

Terimakasih atas komentarnya^_^

 
Top