1
 Shofwan Abdul Aziz

Ø  Potensi DNA[1]
Rantai yang tersusun dari atom yang berbaris berdampingan, yang masing-masing bergaris tengah sepersejuta milimeter ini, menyimpan informasi dan memori dalam jumlah yang sangat besar sehingga dapat digunakan makhluk hidup untuk menjalankan seluruh fungsi kehidupannya. Ini adalah bukti penciptaan. Dengan informasi yang diletakkan-Nya di dalam DNA, Allah sekali lagi menghadirkan kekuatan-Nya yang tidak terbatas dan fakta bahwa Dia tidak punya sekutu di dalam mencipta. Pengetahuan Allah yang tidak terbatas dinyatakan dengan perbandingan sebagai berikut di dalam QS. Al Kahfi, 18: 109:
Katakanlah: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.
Ø  Fitrah Manusia
Salah satu fitrah manusia (baik itu muslim maupun non-muslim) tidak menghendaki adanya kerusakan. Hal tersebut sangat sesuai dengan firman Allah dalam surat Al- A`raf ayat 56:
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya. Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Al-A’raf: 56)
Ø  Kelemahan Manusia
Pernahkah Kita berpikir, mengapa meski memiliki seluruh sifat yang unggul ini manusia memiliki tubuh yang sangat rentan, yang selalu lemah terhadap ancaman dari luar dan dalam? Mengapa begitu mudah terserang mikroba atau bakteri, yang begitu kecil bahkan tidak tertangkap oleh mata telanjang? Mengapa ia harus menghabiskan waktu tertentu setiap harinya untuk menjaga dirinya bersih? Mengapa ia membutuhkan perawatan tubuh setiap hari? Dan mengapa ia bertambah usia sepanjang waktu?
Manusia menganggap semua kebutuhan ini adalah fenomena alami. Namun, sebagai manusia, keperluan perawatan tersebut memiliki tujuan tersendiri. Setiap detail kebutuhan manusia diciptakan secara khusus. Ayat "manusia diciptakan dalam keadaan lemah" (QS. An-Nisaa’, 4: 28) adalah pernyataan yang jelas dari fakta ini.


Ø  Pemberitahuan Masa Depan[2]
Penggalan berita lain yang disampaikan Al Qur'an tentang peristiwa masa depan ditemukan dalam ayat pertama Surat Ar Ruum, yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium, wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.
"Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali.[3]
Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia.[4] Akhirnya, "kemenangan bangsa Romawi" yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur'an, secara ajaib menjadi kenyataan.


[1] Harun Yahya.2004.Pesona di Alam Raya © Harun Yahya Internasional 2004.
[2] Harun Yahya.2004.Keajaiban Al-Quran © Harun Yahya Internasional 2004.
[3] Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.
[4] Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299

Posting Komentar

  1. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang?

    BalasHapus

Terimakasih atas komentarnya^_^

 
Top