Karakteristik dan Ragam Belajar
1. Pengertian Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anak didiknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru. Di samping itu, ada juga yang beranggapan bahwa belajar itu meruipakan latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1285) dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif (a process of progressive behavior adaptation).
Sejumlah asumsi tentang proses belajar menurut Smith dan MacGregor (1992) yang mendasarinya sebagai berikut: 1) belajar adalah suatu proses aktif , 2) belajar menuntut sebuah tantangan, 3) pebelajar memperoleh keuntungan apabila diungkapkan melalui pandangan-pandangan yang beragam dari orang-orang dengan berbagai latar belakang, 4) belajar tumbuh dalam suatu lingkungan sosial, dan 5) dalam suatu lingkungan belajar kolaborasi, para pelajar tertantang secara sosial dan emosional. Pemilihan strategi-strategi pembelajaran sangatlah ditentukan oleh keadaan, pengetahuan tentang pebelajar, keefektifan setiap strategi itu sendiri untuk mencapai tujuannya (Guillaume, 2004).
Jadi, belajar pada dasarnya adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
2. Karakteristik Belajar Siswa
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karakteristik perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan,l antara lain menurut Surya (1982), disebutr juga sebagai prinsip-prinsip belajar. Di antara cirri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah 1. Perubahan itu intensional 2. Perubahan itu positif dan aktif, dan 3. Perubahan itu efektif dan fungsional.
a. Perubahan Intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa siswa-siwi menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya.;, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan, dan seterusnya. Akian tetapi perubahan yang bersifat buruk seperti mabuk, gila, dan lainnya, tidak termasuk dalam karakteristik belajar, karena secara fitrah individu yang bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki keberadaannya.
b. Perubahan Positif-Aktif
Perubahan yang tejadi karena proses belajar bersifatr positif dan aktif. Positif artinya baik, bermartabat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik dari pada sebelumnya. Adapun perubahan yang terjadi dengan sendirinya seeperti karena proses kematangan (msisalnya, bayi yang bias merangkak setelah bias duduk), karena usaha anak itu sendiri.
c. Perubahan Efektif-Fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut membawa makna dan manfaat tertentu bagi siswa dan siswi. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relative menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan memberi manfaat yang luas misalnya ketika siswa-siswi menempuh ujian dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Selain itu , perubahan efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan positif lainya. Sebagai contoh, jika seorang siswa/ siswi belajar menulis, maka disamping ia akan mampu merangkaikan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, ia juga akan memperoleh kecakapan lainya seperti membuat catatan, mengarang surat, dan bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.
Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain karakteristik belajar dan motivasi belajar. Karakteristik belajar yaitu kebiasaan belajar yang baik dan motivasi belajar yaitu keseluruhan kekuatan dan daya penggerak/pendorong agar tujuan belajar tercapai optimal.
Seorang guru dituntut memiliki minimal dua kompetensi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kompetensi tersebut adalah kompetensi yang bersifat administrasi dan non administrasi. Kompetensi yang bersifat administrasi digunakan untuk kontrol dalam proses pembelajaran, membantu guru pengganti dan menambah nilai angka kredit. Sedangkan kompetensi yang bersifat non administrasi sebenarnya yang lebih penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran dan lebih dominan. Di antaranya adalah keterampilan mengetahui karakteristik belajar siswa. Memang dalam sistem pembelajaran ada program remidial dan pengayaan untuk perbaikan dan peningkatan prestasi siswa. Namun program tersebut tidak akan berjalan lancar bila hanya semata-mata menjalankan program saja tanpa melihat keheterogenan siswa.
Terkadang guru sering salah paham dengan siswa berkenaan dengan gaya belajar mereka. Seorang guru terkadang marah bila ada seorang siswa yang kurang memperhatikan pelajaran yang sedang disampaikan. Atau guru dengan mudahnya memvonis seseorang siswa itu pandai atau bodoh. Atau siswa itu rajin atau malas dalam belajarnya. Barangkali itu terjadi karena ketidaktahuan guru dengan keheterogenan dari karakteristik belajar siswa. Barangkali kita kenal dengan Albert Einstein, ia dicap oleh gurunya sebagai siswa yang idiot ternyata bersamaan waktu berjalan beliau tercatat dalam sejarah sebagai seorangan fisikawan terbesar abad 20 .Dalam buku Quantum Learning atau Quantum Teaching (diterjemahkan oleh Penerbit Kaifa Bandung) dijelaskan tentang karakteristik belajar seseorang atau gaya belajar seseorang. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa siswa memiliki tiga tipe belajar atau kombinasi dari ketiganya yaitu tipe visual, tipe auditorial dan kinestetik. Ketiga tipe ini memiliki ciri khas dan penanganan khusus pula.
Gaya belajar tipe visual adalah gaya belajar yang dominan mengandalkan visual. Ia memiliki ciri seperti :
Berbicara dengan cepat
Pengeja yang baik
Teliti terhadap yang detail
Pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca ketimbang dibacakan
Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
Pelupa dalam menyampaikan pesan verbal
Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat
Senang terhadap seni daripada musik
Sukar atau tidak pandai memilih kata-kata ketika berbicara
Senang memperhatikan melalui demonstrasi daripada ceramah.
Pembawaannya rapi dan teratur.
Suka mengantuk bila mendengarkan penjelasan yang panjang lebar
Penanganan belajarnya adalah dengan dibantu kombinasi peraga visual, gambar atau simbol-simbol. Gaya belajar tipe auditorial adalah gaya belajar yang dominan mengandalkan auditorial atau pendengaran. Ia memiliki ciri seperti :
Berbicara dengan diri sendiri (Jw : gremengan) saat bekerja atau belajar
Menggerakkan bibir mereka ketika membaca dan mendengarkan.
Pandai dalam menyampaikan pesan verbal
Dapat mengulangi dan meniru nada, birama atau warna suara tertentu ketika bercerita.
Memiliki kesulitan ketika menulis tapi pandai bercerita dan fasih ketika berbicara
Senang berdiskusi, berbicara dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
Lebih senang musik dari pada seni yang melibatkan visual
Penanganan belajarnya adalah sering diajak diskusi atau menyampaikan sesuatu atau pendapatnya mengenai pelajaran.
Gaya belajar tipe kinestetik adalah gaya belajar yang dominan praktek atau eksperimen atau yang dapat diujicoba sendiri. Ia memiliki ciri seperti :
Berbicaranya dengan perlahan dan cermat
Ketika berbicara dengan seseorang biasanya ia menyentuh atau memegang orang yang diajak berbicara atau tangannya sibuk dengan memainkan sesuatu umpama pena.
Berorientasi pada fisik dan banyak gerak
Mengahafal sambil berjalan dan melihat
Belajar melalui manipulasi atau praktik
Senang berkreasi
Banyak menggunakan isyarat tubuh
Tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama
Kemungkinan besar tulisannya jelek
Tertantang dengan suatu aktivitas yang menyibukkan dan selalu ingin mencoba atau bereksperimen sendiri.
Senang dengan aktivitas fisik, olahraga atau kerja praktik
Penanganan belajarnya sering dibantu dengan melibatkan mereka dalam belajar secara langsung atau praktik. Khusus untuk tipe ini biasanya prestasi mereka di bawah rerata dan kompensasinya biasanya mereka agak sedikit sebagai pembuat keributanâ tetapi mereka menonjol di bidang seni/art, olahraga atau ketrampilan.
Dengan mengetahui karakteristik belajar siswa ini guru akan dapat memberikan bekal kepada siswanya untuk dapat menghadapi perubahan cara atau pola belajar di tiap jenjang pendidikan. Siswa tidak akan mengalami shock study terhadap perubahan pola pembelajaran tersebut. Dan yang jelas dapat menangani keheterogenan cara belajar siswa.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat
penting yaitu kebiasaan-kebiasan belajar yang baik atau karakteristik belajar yang
baik
3. Ragam Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dan lainnya, baik dal;am aspek materi dan metodenya maupun dalamn aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.
a. Belajar Abstrak
Belajar abstrak adalah bel;ajar yang menggunmakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya dalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat disamping penguasaan atas prinsip, konsep, dan generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sewbagian materi bidang studi agam seperti tauhid
b. Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok, dan masalah lainnya yang bersifat kemasyarakatan. Selainitu, belajar sosial juaga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbvang dan proporsional.
c. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah yaitu belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas
d. Belajar Rasional
Ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional. Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah.
Ragam belajar adalah keragaman dari metode cara seseorang belajar( bisa disebut gaya belajar ). Setiap orang memiliki metode belajar yang berbeda. Metode belajar bisa dibagi 3 :
1. Visual
orang dengan gaya belajar visual cenderung memahami sesuatu (seperti pelajaran) dengan melihatnya secara langsung.
2. Auditorial
orang tersebut lebih mudah untuk memahami sesuatu dengan mendengarnya.
3. Kinestetik
orang tersebut lebih mudah memahami sesuatu dengan bergerak (dengan praktek langsung)
Beberapa orang memiliki gaya belajar lebih dari satu, contoh, visual dengan auditorial, atau yang lainnya, ada juga yang memiliki ketiga gaya belajar tersebut. Untuk memastikannya kita bisa melakukan tes mandiri dengan mencocokan diri dengan beberapa kriteria dari masing2 gaya (biasanya ada di buku psikologi gaya belajar) atau dateng ke psikolog, atau kalau masih sekolah ke bimbingan konseling aja
Posting Komentar
Terimakasih atas komentarnya^_^